Sunday, May 15, 2016

Semangat

Keras...
sekeras batu
tak ada lemah yang mengikat
ini manusia ...ya manusia..akan melesat
akan menggempur ...
tanah yang bebas akan dimakan
dan laut yang selam sudah seteguk
dia atau aku yang setengah baja
tak ada beda !
kita melara...
mencari makna,,
siapa??
dan mata pula menajam...bringas !
ayo..kita teriaki kaki kaki naluri
hingga ke ujung garis
berlari....
ayo kita porak porandakan terbuang !
ini jiwa sudah seluruh ,penuh 
sertakan !!

renggut
genggam
telan !

Doa








Tertunduk,Aku..!
mati
Berserah,melepas resah..
Terbiarkan air mata mengadu aku,
Kau slalu ada bagiku
Bagi putih saat menghitam..
Bagi pagi ketika malam
Smua tak ada syarat
Dan Kau
Doa ku..
Ini aku...milikMu
Ketika aku tak mampu
Ini aku..milikMu
Smua tak ada !
Dan ini aku
MilikMu..
Aku tak minta waktu
Jalan sudah JalanMu 
Kau beri aku
dan Aku milikMu !!
Sudah..

Sisi Lain

Ku melihat
Tpi tak ada..
Ini fatamorgana
Lengah semenit
Mati meraba...
Didiamny nada
Kau menawar satu not kelas catur
Beda langkah
Salah terjang
..Sudah...!

Kau kuat
Kau juga air
Menimang tenang
Lalu menenggelamkan
Itu tak apa apa..
Karna cinta sudah meraja.

Tersampai dan menanti

Meniup kumpulan angin
Terbawa juga pesan terakhr
Di petuk 2 rencana
Yang remuk
Dan yang setia..
Masih juga dihimpit ranting tua..
Tak lah melapuk saja
Biar ambruk dan terterima
Ini wajah sudah mendingin
Mencari muka di liang pasir..
Masih blum jg ada kata...

Friday, May 13, 2016

Pesan tertunda

Angin...
Kau lupa kah?
 aku ini sudah merencana..
satu kabar kau bawa..dan aku lega
kau hilang rupa saja..
ke penjuru mana kau  melenggang lalang
aku disini seperti si kecil angsa
dimakani gelisah tiada tara
Angin...
selangkah lagi dan terbayar
kau menyeruak
mempesiang ke negri orang!

 angin...!
datang..!
 pulang!
datang !
berikan...
    dan akan ada ,
akan temukan!

Hening

Berada jauh disana ..
Aku menggelepar
melantar muka...
nyanyian lama tak terasa...
yang menjiwa cuma hampa !
sendiri...
kurasa pedi peri ini
bergelangut enggan pergi
ini sunyi pun tak pun lari..
 berselam diantara malam
ku renggut yang luka dan yang diam
dan cerita mulai di tayangkan
meng ingat antara tersenyum dan yang di air matakan..

aku tak bicara apa apa......

Yang terbaik



Aku kira kau sudah pahami jadinya
Bunga dan daunan mati !
Mengering,terbaring dan tinggal cerita
Ini taman mati pula
Biru cahya sinar
Berganti angin pilu
Mendayu..langut
Sendu..
Kita,kau dan aku
Tak lagi pandangi wangi merpati
Dan senja sudah lagi tak mau tau
Hilang saja tangan antara kita
Dalam diam kau mengadu
Kau lbih akan tersenyum
Di taman lain
Di jam setelah ,
Aku !

Prajurit


Pagi kau anggap malam..
Memaku,menancap pedang!

Lawan ..
Satu pukulan,
Tumbang !
Dan lantang kau meriam..
Raga terdekap janji
Membisik antara saksi naluri
Tak terdengar luapan gentar
Maju,
Pacu,
Meremuk mata menampar kuasa
Prajurit..
Berpeluk eangkau dalam jiwaku
Tak ada nafas
Se kuat nafasmu

Wednesday, May 11, 2016

Sedikit Mengenang

Di gubuk tua
Di saksi mata
Ku menemu potret nama
Dia seolah bicara..
 "sebentar dulu...dulu kita pernah saling memadu"
diam..
Ya..itu bunga lalu
pernah harum
dan sudah layu...
Kini kau bebas...
terhempas lepas
Dermaga sejati..

tersenyum
di lantunya alur

Menanti

Jam..
sudah pegal dia berputar
Mengering garing ranting antara sekitar
Menua pula butir bulir padi an
ada apa?
Kau disana..
Aku tertekuk bekuk oleh harap yg mulai mendebu,
Lama..
Cukup lama kau berhayal
Aku setengah tiang ,tinggal tulang ..
Entah apa
Daya Tak mendongkrak
Senyum pun memucat ,pudar
Dan cerita itu
Masih terdiam..

Kau Kejam Percuma Saja

Pagi dikota mati
Setumpuk kapas berbaur ,terbang..
lalu lalang,pulang !
Kau tak mau tau..
Mayat mayat berharga sepatu
pakai,
  rusak,
    buang...
Dimatamu yang memerah
kau hutang seribu darah
Usiamu tak sepadan dengan ambisimu
sedikit melangkah ke ini,kau mati juga
Umur jagung lebih muda
Dan harapan mereka ratusan tahun lebih tak menyangka
ini percuma,tapi itulah dramanya..
peranmu peran setan !
berkembang, kembangnya bangkai..
Hidup yang lain pun dimakan api..
Tak ada menang...
tak dariku,tak dari masa sebelum aku !

Tuesday, May 10, 2016

Setelah Kau Datang

kendati lama telah pulang
ini luka menusuk tak enggan kering
kau tidak bicara
diam menanya...dan luka ada
diredupnya lilin yang semakin tua
matamu bercerita
merenggut kabar dunia lain
menceritakan antara putus dan tinggal
kini kau mulai merayap
menatap aku menantang deru
mati pilu
dan itulah kau memilih...

hilang

Bercampur tumpur antara minyak dn air
Mereka berbikin janji,
Dan tak berarti..
Di gebyar pesta pora rimba
Burung masih blum juga bersandar
Ada apa,hilang merasa ?
Jangkrik tengik pun enggan menderik cekik
Nuansa tetap melenggang
Memungut larut
Di jamnya kerut..

Monday, May 9, 2016

Pengemis Tua

Pengemis tua
engkau meronta,sandiwara pinta
debu yang muram,kau hisap seenak kembang
puing caci maki yang ke sekian kali
kau punguti,
tersenyum...dan kembali lagi
sesekali kau ketuk ketuk gelas sisa air pagi tadi
seolah tak terhiraukan ,mata pikir manusia lain !
kau terus,dan teruskan arus sedu sedan
Pengemis tua..
engkau tak semuda aku..tak juga duniaku
janagan kau bawa aku lari,maniskan,lalu tenggelamkan....
semua sudah begini,...ya begini saja
nanti,
di gang lain,jalan lain juga akan menemu bicara
Pengemis tua
ternyata kau benar,aku saja yang termakan
potret lusuhmu lebih mengingatkan
dan suara serak menggeletak
sudah menceritakan sbuah perjalanan

 Hidup yang kejam
 atau kita yang gagal...

Hampir Putus asa

Pagi ini menyayat sepi
 Menatap lelah kuburan harapan
Membatu kaku dalam ingatan takdir
Aku terdiam
Tergampar pekik keputus asaan..
Se detik ini jiwaku hilang
 termakan amarah yg sudah kalah

 Jatuh tersandung
 Kerikil tua....

Terketuk

Ku tatap dinding kosong
Dia menatapku angkuh, kosong
Rasa ini bergelanyut membubuhi pemikiran
yang tanpa arti..dan masih kosong
   sempat lupa diri,
Aku bernyanyi melawan sunyi yang semakin kecut..
setapak,dan berlari,
setapak,dan meloncat ...enggan !
Dia semakin bersenyum mengingat
Kita sudah tua,sudah saatnya terjaga saja
Dan menjadi hakim di sisa nyawa
dan merenggut baku untuk bicara A
Dan melupakan detik terbuang begitu murahnya
Nafas akan meletub
menancap busur
keruang tenang tertutup
Jangan ada alasan !
    tak satupun ,jangan !
beberapa banyak nadi yang mengeras...
Sudah sekeras jiwa yang tertindas
maju,pacu dan tamatkan ikhtiar
   wajah yang bebas
sudah menunggu...

Yakin

Mata ini jatuh
Raga tersenyum
Pdahal jiwa mengamuk piruk,
Wajah berbaik
Pdahal timbunan resah sudah menggunung
Q dan doaq
Memadu pedang
Perangku..!
Di sisa nyawa yg tinggal setengah teguk
q tak ingin sekatapun bertipu palsu
Apalagi meniru..
tiru !
Yang sejati dari hti
Yg nyata krna ada
Baru kita bicara Slebihnya. . .

Kagum

Kau punya arti..
Menyeluruh tenang dn tnpa apa2
Ke sekian ribu pemikiran menyatu padukan
Tapi apa,
Gagal dimakan senyum menghela...
Kau kuat,
Bgai baja
Setajam peluru
Kau lah pagar
Untuk serumpunan bunga biru itu
Tak ada kata
Apalagi tipu merayu
Yg terjadi
Hny diam
Dn mengagumimu...

Untuk Bapak

Terputus waktu. .
Pak kni q sudah 1000 jam lbih berada
Tak terasa sudah terbiasa saja
Kita pernah beradu janji
Tentang esok
Tntang apa aku ini nanti
Pak,
Nadimu
Luruh paruh dlm jiwa
Melebur kuat mematikan darah dingin
Disaat itu
Kau slalu berteriak lantang
Seakan tak pernah ajarkan menyerah..
Pak
Kini dunia sudah hening
Dn smua pun terlalu berlarut
Kau akn tetap damai
Dlm sepi diam memangut..

Antara Keyakinan Dan Kenyataan

Aku
Menembus batas imajinasiku
Menulis kertas pijakan baku
mengingat,melepaskan segumpal penat cerita waktu
Kuberlari,tapakku berjalan
Kuteriakkan,nyaliku hilang...
Kutinggalkan bayangan lama tak henti menentang
Ini belum ku temukan...!
antara keyakinan dan kenyataan
smua bebas beradu
dan masih belum ku temukan
mereka ku dengarkan nampak tak berkabar
dengan sejuta kepalsuan rencana wajah
ini dunia rekayasa..
dan aku terbelit didalamnya
Andai bisa memukul,kupukuli setengah mati
Andai bisa kumakan,kumakan remuk sampai kerusuk !
lalu ku muntahkan..
antara keyakinan dan kenyataan
tak henti mengais
 sejuta harapan....

iklan 1

loading...