Monday, June 20, 2016

Gelisah



aku ngeri sendiri
dan lagi lagi mau mati
 sendiri
ini muka mau kan lari...
lari kemana ?
sudah sembunyi di bawah duri
sudah pernah sudah sadari begini
 mereka semakin menajam menerjang...
melumat ..memakan hasrat sebenarnya
kau dimana ...?
aku sendiri mau mati
kau hilang ditelan kelam !!!

aku
akan terbunuh oleh si mata setan !!
dan masih belum akan temukan..

Tuesday, June 14, 2016

HaHaHa



Manusia tanpa busana
Dia menghujat seenakny dia
Memaki maki dan makan hati

Manusia tanpa busana
Kau Melepas saja
Seakan tak ada mata disana
Padahal mereka tertawa HAHAHA

Kau lupa
Ini smua smentara
Tak nyata
Fana !!
Manusia tanpa busana
Engkau bebas saja dg wajah seadanya..
Terasuk
Dimakan nafsu dunia..
Aku bercanda canda saja
Haha

Tak akan Mudah Percaya



TAK AKAN MUDAH PERCAYA
Di jam lalu lalang
Digua kecil wajah sderhana
Antara daunan kering
Jatuh berisik disapa tanah
Ternyata itu embun..
Tak lah tercengang
Karna juga air
Air datang,hanyutkan
Dan hilang terbawa apa apa..
Aku hingga mendarah dingin
Ini tak akan dibawa
Karna bukan pada tempatnya
Di danau rawa sungai itu lebih menawar sejuta tawa
Atau berbalik pula sperti sedia kala ??

Puisi


PUISI
Kau puisi
Dia puisi
Aku puisi
Dunia ,apalagi si nenek tua mau mati..

Batas tak diragukan
Dalam?
Bukan!
Hanya semurah obrolan..
Mengais,
Menata
Lepaskan berlari lari..
Tak ada bersembunyi
Karna smua
Puisi

Sendiri


Diam,menanya..
Aku ini apa,,?
Terbunuh..
Dicekik malam
Dirajah suram
Aku terbelalak
Oleh kisah masa silam
Smua jelas
Terpapar,
kalut !
ini lbih sakit dari air mata sbenarnya
Lebih menyayat dari puluhan Terampas
Aku mati..!
Mati sendiri
Dan kau tiada peduli

Aku mati..

Disela terpuruk


DISELA TERPURUK
Mata melapuk
Badan tinggal tulang..
Muka ini dirimbuni pedi peri
Dan jalan ,
Jalan sendiri
Aku maju..
Tanpa saksi
Tanpa canda itu
Smua lenyap hilang jadi abu
Aku tak menentu..
Di desa kecil mau mati ini
Q dapati puing biji tergeletak lemah,
Q usap q tiupi debu yang resah
Dia tersenyum
Disanalah ada bahagia tak terkira

''bawa aku,..
Ini nyawa apa adanya''
Dan kau akn bisa tetap hidup...
Untuk cerita satu buku..sejuta tema''

Kepada Nona Disana


Antara kering daunan
Smua mati dilalap api
Bunga itu berdiri
Sendiri
Berseri seri
Sendiri
Aku terbawa. . .
Sebisanya aku
Pemilik utuh kelopak dari tangkaian itu

Kau tersenyum
Dan kering skitarmu
Menjadi air tanpa hilir
Bagaimana bisa ku rampas
Kau seutuh penuh..
Wajah bisa brubah
Naluri
Datang
Ada
Mencari. . . .
 Entah,

Keyakinan Mu


Kau lah doa
Aku ini tak sesiapa
Ini muka tak main mata
Sudah luluh
Hampir putus
Engkau
Dan Doa...
Sepenuh nafas
Aku meminta sebatas keyakinan aku terima
Ini aku
Ini milikMu
jika akan tumbang
Tumbangkan dijalanMu
Jika akan besar
Ingatkan tak ada yang lebih besar dari Mu
Jalan ini masih berbatas
Masih bnyak arti air mata terampas
Akan tetap ku dengar Engkau
Merasuk jauh
Bersemayam
Di tiap
Nafasku..

Bimbang


aku
sperti kayu kering
tergeris angin dan patah...
aku kini sedang binasa
disisakan senyum
air mata
antara malam aku menekuk
sujud mendoa saja
Kau Maha apa apa
beri aku merpati di ujung senja...
biar akan biar kan terbang..
karna sudah cukup
sering
tak mengingat arti
siapa aku sebenarnya

Di Kota Tua


DI KOTA TUA
Dia terbaring saja
Bicara setengah mati....dia
Menjerit antara batin puluhan manusia
Matanya tajam
Seakan mengadu kejam...pilu
''aku sudah se windu lebih nak..''
Katanya...
Cerita tergelar begitu mendrama
Dan suara terampas tersisa luka
ini tak sepadan !!
Mereka hujan gelimang kuasa
Kau bernafas saja
Meminta..

Jangan Menyerah

Ini akan melangkah
Akan dijalani
Tak perlu sengeri sekaku ini
Tikungan ada gang terdiam
Jarum kompas mengarahkan nat sama
Dan jiwanya sbgai prajurit
Baku biru !
Bunuh si mata angkuh !!
Tanganmu
Tangan kita
Sudah penuh Lumuran cerita
Akan kan terambil angin terbagi
Dan sbgai kapas
Terbang berseri ...
 

         Masih cukup bebas kita tersipu !!!

Pada Malam


PADA MALAM...

Tak ada cahaya
Malam !
Suara sudah menciut
Sudah berganti jangkrik jangkrik
Kabut !
Mata ini membaur
Seakan bicara
Tak mengenal jam,
Dan juga saja Renggut !
Si pucat pasi sudah menengah
tengadah
Di bekunya udara sahaja
Ini semakin semati pikir !! akan dibawa menyeruak laman lain
Sepintas nafas
Meletih...

Buka...
Tutup !
Bicara
Cukup...
Setara..
Cukup tutup
Tidur !!!

Sadari

 SADARI

Kita pernah sama tertantang
Ini luka tak sebiasanya
Ada waktu
Tak hilang...
Melekat Kuat...ingat !!
Kita ini sama rumput
Diinjak,tak beranjak
Tetap hidup
Memandang tanpa dendam
Senyum...
Meski lebam
Kita akan ada bicara
Di arena lain
Masa lain
Cerita kelam
Sudahlah akan begitu
Antara waktu akan merayu..
Dan nama ini
Sudah dipersiapkan
Sebelum nafas kembali pulang
Jalan ,
Jalanlah saja
Ini tangan siap menampar
Meremuk halus
Air mata terbuang...
Kita lebih akan tersenyum
Di 1000 jam lebih
Sebelum mata menutup
Diakhir batas
senja menua...

Wednesday, June 8, 2016

Kepada Jeni


Kepada Jeni
Nak,
Kini kau 2 masa lebih hebat
Dan ini payung akan tetap kuat
Pejamkan mata atas yang ada
Kembali manyun untuk mereka
Disuatu pagi di jam masa mendatang
Kau akn mengerti
Beri senyum kepada embun
Bawa pulang dan sebarkan
Cahaya tak akan padam
Akan bersemayam di nafas kecil
Genggam
Dekap
Dan hembuskan..
Smua akan tenang !!
Pada masany
Nak...

iklan 1

loading...